Senin, 04 Januari 2010

Melihat Pribadi yang Asli Dalam Ruang Kematian

Yang masih diketahui selama ini, "ruang kehidupan" hanya mengenal dua dimensi, dimensi ruang dan waktu. Ketika terakhir kalinya si Einstein memperkenalkan waktu sebagai dimensi kepada masyarakat dunia. Namun sadarkah, masih banyak kemungkinan adanya dimensi lain selain dua dimensi yang saat ini dikenal.
Saat ini tak akan menulis, dimensi apa yang ada dalam ruang kehidupan, selain ruang dan waktu? Namun seperti apakah diri pribadi yang ada dalam ruang kematian? Dalam hidup dari lahirnya pribadi ini, kita sudah diperkenalkan adanya objek materi, adanya budaya, adanya keyakinan, adanya ragam dan warna-warni kehidupan. Namun ketika diri kita berada dalam ruang kematian, segalanya tidak akan berguna, termasuk pakaian, budaya dan materi yang sebenarnya hanya tempelan dan hiasan belaka.
Nenek moyang terdahulu telah mempelajari objek kehidupan, pengetahuan dan menciptakan sebuah budaya yang mungkin masih kita gunakan, tapi dalam ruang kematian, yang telah dilihat dan rasakan itu tak lain hanyalah tempelan belaka. Sebab yang asli dalam diri manusia hanyalah "kesadaran". Sebelum diri kita menjadi jabang bayi dan setelah fisik ini mati, kita tetaplah sadar bahwa kita sadar, namun yang tidak bisa dibawa oleh kesadaran seutuhnya adalah kapasitas memori (ingatan). Ingatan hanya tidak seutuhnya dianggap oleh kesadaran. Why? sebab kesadaran hanya mengenal diri yang saat ini, bukan saat lalu dan masa depan. Walaupun diri pribadi mempunyai daya ingat terhadap peristiwa masa lalu.
Semesta memiliki kesadaran yang tak terhingga dan individu ini adalah bagian dari kesadaran tak terhingga yang bisa disebut sebagai kesadaran kecil. Sehingga tanpa perlu berusaha kita mereka-reka pendeskripsian individu dalam ruang kematian, individu tetaplah hanya sebuah "kesadaran".

Tidak ada komentar :

Posting Komentar